Hallo semuaa... bagaimana kabarnya? semoga dalam keadaan sehat ya :)
kali ini saya akan memberikan sedikit infornasi mengenai pengendalian dan pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM). Yuk disimak!
Menurut Departemen Kesehatan Indonesia yang dikutip dari Klikdokter, penyakit tidak menular adalah penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 70 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular.
Contoh dari Penyakit tidak menular adalah
1. Diabetes
Diabetes melitus merupakan penyakit di mana kadar gula dalam darah
meningkat. Hal ini di sebabkan oleh adanya gangguan pada fungsi insulin.
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit peradangan paru yang berkembang dalam jangka waktu panjang. Penyakit ini menghalangi aliran udara dari paru-paru karena terhalang pembengkakan dan lendir atau dahak, sehingga penderitanya sulit bernapas.
3.Kardiovaskulair
Penyakit yang terjadi pada sistem kardiovaskuler yang terjadi karena adanya gangguan pada
jantung dan pembuluh darah.
4. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit yang tidak menular dari orang ke
orang. Penyakit tulang ini mempunyai sifat-sifat khas berupa massa
tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang yang akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
5. Kanker
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian
Nah itulah beberapa contoh dari Penyakit Tidak Menular, dan masih banyak jenis Penyakit Tidak Menular lainnya. Tapi apakah kalian tahu apa penyebab dari Penyakit Tidak Menular ini?
Penyebab dari semua jenis Penyakit Tidak Menular diatas dikarenakan oleh pola hidup yang tidak sehat dari masyarakatnya sendiri, seperti
kebiasaan merokok, diet atau pola makan yang tidak sehat, minim
aktivitas fisik, dan konsumsi minuman beralkohol. Selain itu, riwayat
kesehatan keluarga juga dapat menjadi pemicu penyakit tidak menular.
Bagaimana Cara Pencegahan dan Pengendaliannya?
1. Cek kesehatan rutinSalah satu indikasi adanya gejala penyakit tidak menular dapat diketahui melalui pemeriksaan kandungan dalam darah, misalnya kadar gula darah untuk diabetes melitus dan kadar lemak untuk indikasi penyakit jantung. Selain itu, cek kesehatan rutin yang dianjurkan adalah pemeriksaan berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui status obesitas serta tekanan darah sebagai deteksi dini hipertensi, stroke dan penyakit jantung.
Pemeriksaan kesehatan yang tergolong sederhana ini dapat dilakukan di
puskesmas terdekat dan tidak memakan biaya besar tapi manfaatnya besar.
2. Enyahkan asap rokok dan narkoba
Asap rokok terbukti menyebabkan perokok maupun orang sekitar yang ikut menghirup asap rokok (perokok pasif). Salah satu upaya yang dilakukan di daerah adalah dengan menerapkan kawasan tanpa rokok melalui peraturan daerah yang kemudian diterjemahkan dalam pemasangan plang anjuran di beberapa fasilitas umum. Narkoba juga terbukti bisa menimbulkan penyakit dalam diri kira, dengan mengonsumsi akan berdampak fatal terhadap diri kita, bahkan dapat menyebabkan kematian.
3. Rajin aktivitas fisik
Perkembangan zaman dan teknologi telah membawa banyak orang pada gaya hidup sedentary atau minim gerak. Masyarakat Indonesia yang kurang aktivitas fisik terbukti mengalami peningkatan yaitu sebesar 26,1% (2013) menjadi 33,5% (2018). Aktivitas fisik olahraga dianjurkan minimal 2 jam selama seminggu.
4. Makan makanan yang bergizi
Makanan yang masuk ke dalam tubuh seseorang akan menjadi sumber energi, sekaligus menjadi bagian dari tubuh, misalnya yang terlihat melalui status gizi. Salah satu bentuk perilaku makan yang seimbang adalah dengan mengonsumsi buah dan sayur. Riskesdas mengukur proporsi yang mengonsumsi buah dan sayur setidaknya 5 porsi sehari. Data riset tersebut menunjukkan bahwa kurang dari 5% penduduk yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai ketentuan tersebut. Padahal, konsumsi sayur dan buah terbukti mampu mencegah berbagai penyakit tidak menular karena zat mineral dan vitamin yang terkandung didalamnya.
5. Istirahat cukup
Bagi masing-masing orang, istirahat dilakukan dengan durasi dan kualitas yang berbeda-beda. Kuncinya, istirahat harus cukup, tidak berlebihan dan juga tidak kurang. Ketika beristirahat, akan terjadi pembahauruan sel-sel tubuh sehingga membuat seseorang akan merasa bugar baik secara fisik maupun psikologis.
6. Kelola stres
Stres biasanya merupakan dampak yang dihadapi seseorang ketika menghadapi masalah tertentu. Kemampuan dan cara setiap orang dalam menghadapi masalah umumnya bervariasi dan menentukan seberapa besar suatu masalah akan berdampak pada kesehatan mental seseorang. Stres perlu dikelola dengan baik supaya tidak ‘naik kelas’ menjadi depresi.
Perilaku terbukti memberikan kontribusi yang sangat besar bagi status kesehatan seseorang. Sebagai bagian dari ranah privasi, perilaku menjadi sulit untuk diintervensi oleh pemerintah. Namun demikian, pembentukan perilaku kesehatan yang baik dapat dilakukan secara perlahan dan dengan cara yang tepat dari tingkat masyarakat hingga perseorangan.
7. Membersihkan lingkungan di sekitar
dengan melakukan gerakan pembersihan lingkungan, merupakan langkah awal bagi kita untuk terhindar dari Penyakit Tidak Menular (PTM) ini, karena lingkungan yang bersih dan terawat tidak terdapat bibit-bibit penyakit yang akan menginfeksi tubuh kita
2. Enyahkan asap rokok dan narkoba
Asap rokok terbukti menyebabkan perokok maupun orang sekitar yang ikut menghirup asap rokok (perokok pasif). Salah satu upaya yang dilakukan di daerah adalah dengan menerapkan kawasan tanpa rokok melalui peraturan daerah yang kemudian diterjemahkan dalam pemasangan plang anjuran di beberapa fasilitas umum. Narkoba juga terbukti bisa menimbulkan penyakit dalam diri kira, dengan mengonsumsi akan berdampak fatal terhadap diri kita, bahkan dapat menyebabkan kematian.
3. Rajin aktivitas fisik
Perkembangan zaman dan teknologi telah membawa banyak orang pada gaya hidup sedentary atau minim gerak. Masyarakat Indonesia yang kurang aktivitas fisik terbukti mengalami peningkatan yaitu sebesar 26,1% (2013) menjadi 33,5% (2018). Aktivitas fisik olahraga dianjurkan minimal 2 jam selama seminggu.
4. Makan makanan yang bergizi
Makanan yang masuk ke dalam tubuh seseorang akan menjadi sumber energi, sekaligus menjadi bagian dari tubuh, misalnya yang terlihat melalui status gizi. Salah satu bentuk perilaku makan yang seimbang adalah dengan mengonsumsi buah dan sayur. Riskesdas mengukur proporsi yang mengonsumsi buah dan sayur setidaknya 5 porsi sehari. Data riset tersebut menunjukkan bahwa kurang dari 5% penduduk yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai ketentuan tersebut. Padahal, konsumsi sayur dan buah terbukti mampu mencegah berbagai penyakit tidak menular karena zat mineral dan vitamin yang terkandung didalamnya.
5. Istirahat cukup
Bagi masing-masing orang, istirahat dilakukan dengan durasi dan kualitas yang berbeda-beda. Kuncinya, istirahat harus cukup, tidak berlebihan dan juga tidak kurang. Ketika beristirahat, akan terjadi pembahauruan sel-sel tubuh sehingga membuat seseorang akan merasa bugar baik secara fisik maupun psikologis.
6. Kelola stres
Stres biasanya merupakan dampak yang dihadapi seseorang ketika menghadapi masalah tertentu. Kemampuan dan cara setiap orang dalam menghadapi masalah umumnya bervariasi dan menentukan seberapa besar suatu masalah akan berdampak pada kesehatan mental seseorang. Stres perlu dikelola dengan baik supaya tidak ‘naik kelas’ menjadi depresi.
Perilaku terbukti memberikan kontribusi yang sangat besar bagi status kesehatan seseorang. Sebagai bagian dari ranah privasi, perilaku menjadi sulit untuk diintervensi oleh pemerintah. Namun demikian, pembentukan perilaku kesehatan yang baik dapat dilakukan secara perlahan dan dengan cara yang tepat dari tingkat masyarakat hingga perseorangan.
7. Membersihkan lingkungan di sekitar
dengan melakukan gerakan pembersihan lingkungan, merupakan langkah awal bagi kita untuk terhindar dari Penyakit Tidak Menular (PTM) ini, karena lingkungan yang bersih dan terawat tidak terdapat bibit-bibit penyakit yang akan menginfeksi tubuh kita
Berikut strategi pencegahan dan pengendalian oleh pemerintah untuk mengatasi PTM di Indonesia :
Pencegahan dan Pengendalian faktor risiko PTM meliputi 4 cara, yaitu :
- Advokasi, kerjasama, bimbingan dan manajemen PTM
- Promosi, pencegahan, dan pengurangan faktor risiko PTM melalui pemberdayaan masyarakat
- Penguatan kapasitas dan kompetensi layanan kesehatan, serta kolaborasi sektor swasta dan profesional.
- Penguatan surveilans, pengawasan dan riset PTM
Advokasi, kemitraan, jejaring, dan peningkatan kapasitas merupakan kegiatan utama dari program pengendalian PTM Indonesia. Untuk kolaborasi antar sektor dan keterlibatan masyarakat, jejaring
telah dibentuk, program pengendalian PTM telah ditingkatkan dengan
dukungan politis yang kuat dan berkoordinasi dengan masyarakat sipil.
Program Pengendalian PTM di Indonesia diprioritaskan pada strategi 4
by 4 sejalan dengan rekomendasi global WHO (Global Action Plan
2013-2020),
fokus pada 4 penyakit PTM Utama Penyebab 60% kematian yaitu
1. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Posbindu PTM pengembangannya berbasis wilayah, disetiap desa atau kelurahan diharapkan minimal terdapat 1 Posbindu PTM untuk menjangkau seluruh Penduduk usia 15 tahun keatas di wilayah tersebut.
2. Penatalaksanaan Terpadu PTM (Pandu)
Penatalaksanaan Terpadu PTM di FKTP (Pandu PTM), penatalaksanaannya diarahkan untuk mengendalikan PTM dan merupakan upaya prevensi sekunder untuk mencegah terjadinya berbagai macam komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan, peningkatan pembiayaan kesehatan dan kematian dini (kematian pada usia 30-70 tahun).
3. Upaya Promotif dan Preventif
Penguatan kesadaran masyarakat adalah Kunci Utama keberhasilan upaya promotif preventif PTM, untuk itu sejak tahun 2015, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian PTM Sudah membuat terobosan peningkatan kesadaran masyarakat melalui website dan media Sosial secara masif dan berkesinambungan. Upaya juga dilakukan dengan berbagai mitra swasta, pers online maupun cetak, blogger, bioskop, kereta api, media televisi serta internet.
4. Program Pengendalian Tembakau
Undang-Undang Kesehatan No. 36/2009 dan Peraturan Pemerintah No. 109/2012 menyatakan bahwa tembakau dan segala produknya adalah zat adiktif dan harus diatur guna melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan. Untuk memandu kegiatan pengendalian tembakau, terdapat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40/2013 tentang Jalur Pengendalian Tembakau (2009-2024) yang dapat mengurangi prevalensi merokok sebesar 10% pada tahun 2024.
5. Kawasan Tanpa Rokok
Peraturan untuk melindungi masyarakat dari asap rokok tidak hanya dalam lingkup nasional namun juga dalam lingkup daerah. Saat ini terdapat 186 kota/kabupaten di seluruh provinsi di Indonesia yang telah mengembangkan dan melaksanakan peraturan bebas asap rokok dalam beragam jenis dan tahap.
6. Standar Pelayanan Minimal
Deteksi dini faktor risiko PTM dan pengobatan yang tepat standar bagi hipertensi dan diabetes mellitus juga telah termasuk dalam Kebutuhan Standar Minimum Layanan Kesehatan bagi semua pemerintah kabupaten. Hal ini akan memaksa otoritas kabupaten untuk memastikan bahwa sistem layanan kesehatan akan memenuhi kebutuhan, mencapai semua indikator, dan menyediakan anggaran yang cukup.
fokus pada 4 penyakit PTM Utama Penyebab 60% kematian yaitu
- Kardiovaskulair
- Diabetes Melitus
- Kankerr
- Penyakir Paru Obstruksi Kronis
- Diet tidak sehat (diet gizi tidak seimbang, kurang konsumsi Sayur dan Buah serta tinggi konsumsi Gula, Garam dan lemak),
- Kurang aktivitas fisik,
- Merokok, serta
- Mengkonsumsi alkohol.
1. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Fokus Pencegahan dan Pengendalian PTM diutamakan untuk:
- Menjaga agar masyarakat tetap sehat dan terhindar dari Faktor Perilaku berisiko,
- Mampu mengindentifikasi dan memodifikasi perilaku berisikonya agar tidak menjadi onset PTM serta
- menemukan dini kasus-kasus berpotensi PTM agar dapat dirujuk ke FKTP dan ditangani sesuai standar.
Posbindu PTM pengembangannya berbasis wilayah, disetiap desa atau kelurahan diharapkan minimal terdapat 1 Posbindu PTM untuk menjangkau seluruh Penduduk usia 15 tahun keatas di wilayah tersebut.
2. Penatalaksanaan Terpadu PTM (Pandu)
Penatalaksanaan Terpadu PTM di FKTP (Pandu PTM), penatalaksanaannya diarahkan untuk mengendalikan PTM dan merupakan upaya prevensi sekunder untuk mencegah terjadinya berbagai macam komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan, peningkatan pembiayaan kesehatan dan kematian dini (kematian pada usia 30-70 tahun).
3. Upaya Promotif dan Preventif
Penguatan kesadaran masyarakat adalah Kunci Utama keberhasilan upaya promotif preventif PTM, untuk itu sejak tahun 2015, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian PTM Sudah membuat terobosan peningkatan kesadaran masyarakat melalui website dan media Sosial secara masif dan berkesinambungan. Upaya juga dilakukan dengan berbagai mitra swasta, pers online maupun cetak, blogger, bioskop, kereta api, media televisi serta internet.
4. Program Pengendalian Tembakau
Undang-Undang Kesehatan No. 36/2009 dan Peraturan Pemerintah No. 109/2012 menyatakan bahwa tembakau dan segala produknya adalah zat adiktif dan harus diatur guna melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan. Untuk memandu kegiatan pengendalian tembakau, terdapat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40/2013 tentang Jalur Pengendalian Tembakau (2009-2024) yang dapat mengurangi prevalensi merokok sebesar 10% pada tahun 2024.
5. Kawasan Tanpa Rokok
Peraturan untuk melindungi masyarakat dari asap rokok tidak hanya dalam lingkup nasional namun juga dalam lingkup daerah. Saat ini terdapat 186 kota/kabupaten di seluruh provinsi di Indonesia yang telah mengembangkan dan melaksanakan peraturan bebas asap rokok dalam beragam jenis dan tahap.
6. Standar Pelayanan Minimal
Deteksi dini faktor risiko PTM dan pengobatan yang tepat standar bagi hipertensi dan diabetes mellitus juga telah termasuk dalam Kebutuhan Standar Minimum Layanan Kesehatan bagi semua pemerintah kabupaten. Hal ini akan memaksa otoritas kabupaten untuk memastikan bahwa sistem layanan kesehatan akan memenuhi kebutuhan, mencapai semua indikator, dan menyediakan anggaran yang cukup.
Sumber :
http://p2ptm.kemkes.go.id/profil-p2ptm/latar-belakang/strategi-pencegahan-dan-pengendalian-ptm-di-indonesia
https://www.liputan6.com/health/read/3913740/waspada-penyakit-tidak-menular-kini-banyak-menjangkit-anak-muda
https://doktersehat.com/macam-macam-penyakit-tidak-menular/
OLEH :
WAFIQ AINUL FIQRAN
1911211008
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
Komentar
Posting Komentar